Virus Corona: Kerja, Sekolah Dan Ibadah Di Rumah. Harus Senang Atau Sedih? (Bagian 2)
Maret 26, 2020Selain itu, kita jadi punya kebiasaan baik
Di tulisan saya sebelumnya membahas sisi negatif dari virus Corona. Jika diteliti lagi, ternyata virus Corona ada juga sisi positifnya. Kita jadi memiliki kebiasaan baik seperti menjaga kebersihan dengan sering cuci tangan. Pola hidup yang sehat misalnya sering minum air putih, bersih-bersih rumah, olahraga, jemur badan di pagi hari, pakai masker saat berpergian. Membawa makan sendiri supaya lebih higienis daripada beli di orang lain. Semoga kebiasaan ini terus berlanjut. Aamiin.
Jika dalam aspek agama, yaitu kembali lagi ke Allah, lebih dekat dengan Allah. Berharap ke Dia, meminta ke Dia dengan sabar dan salat. Maksiat berkurang karena diskotik, club malam ditutup, juga tidak salam salaman dengan bukan mahram. Pedagang pun meraih banyak keuntungan seperti penjual jamu, dan masker. Mereka yang kegiatannya lebih banyak di rumah, dapat menambah keakraban keluarga.
Katanya dapat menghentikan pemanasan global untuk sementara. Jika dilihat secara sekilas bisa saja. Warga yang kebanyakan di rumah saja, tentu tidak berpergian menggunakan transportasi. Hal ini bisa mengurangi polusi udara. Akan tetapi pemanasan global cakupannya luas. Manusia tetap menghasilkan sampah. Bahkan bertambah tidak berkurang. Sampah medis salah satunya yang paling banyak. Jadi ini keuntungan atau kerugian ya?
Berita terbaru mengabarkan, UAN tingkat SMA, SMP dan SD tahun 2020 ditiadakan. Hore! Dan berbahagialah teman-teman kaum rebahan. Di rumah aja, sosial distance dalam rangka menghindari penyebaran virus Corona bisa mendapat pahala. Udah enak dapat pahala lagi. Mantap. Nggak percaya? Lebih detailnya silahkan putar video nya Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri.
KESIMPULAN
So, Kerja dari rumah. Sekolah di rumah. Ibadah di rumah. Ngapain aja di rumah, nggak boleh ke mana-mana kecuali kalau penting banget. Seharusnya merasa senang atau sedih? Saya pribadi sih merasa senang. Di usia kerja ini, saya merasa senang kerja di rumah. Alasannya karena bisa menghemat biaya transportasi. Hehe. Tapi ada nggak enaknya juga. Jadi nggak bisa ketemu temen, murid, dll. Kangen deh. Pengen keluar rumah juga. Belanja, jalan-jalan, ketemu saudara, dan kerabat. Kalau yang biasanya rebahan mungkin bakalan senang banget kali ya. Rebahan terus. Tapi rebahan terus juga nggak sehat gaes. Selain rebahan juga lakukan aktivitas lainnya. Seperti beres-beres rumah, olahraga, ibadah, nonton film, baca buku, baca komik, baca isi hatinya. *Eh
Sebagai orang muslim yang beriman kita wajib banget berbaik sangka pada Allah. Karena Allah mengikuti persangkaan hambaNya. Dan barangkali meskipun kita tidak suka, belum tentu tidak baik buat kita. Ambil hikmahnya, ambil sisi positifnya. Dunia tempat ujian. Dunia tempat mengambil bekal kebaikan sebanyak-banyaknya untuk di kampung akhirat. Sebelum wabah virus ini, ada beberapa virus juga yang melanda dunia. Bahkan dampaknya bisa lebih dahsyat. Hal ini telah tertulis di Lauh Mahfudz beribu ribu tahun lamanya sebelum bumi diciptakan, kata Allah dalam surat Al-Hadid ayat 22
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.”
Pokoknya kita semua jangan bersedih berlarut-larut. Jangan pesimis, tetaplah optimis. Jaga salat, sabar, ikut aturan Pemerintah. Di rumah aja. Jaga kebersihan. Virus Corona pasti berlalu. InsyaAllah. Semoga sebelum bulan Ramadhan tiba sudah ada obatnya. Aamiin. Kangen bulan Ramadhan.
“Sosial distance sangat dianjurkan, tapi dekat sama Allah jangan dilupakan” -mirnaaf
*Tulisan ini bertujuan untuk menguatkan diri sendiri dan pembacanya. Masih kuat. Tetap kuat. Tenang ada Allah Yang Maha Kuasa. Allahuakbar!
Referensi: