Hai, helo gaes! Apakah kamu tahu kalau menerapkan gaya hidup ramah lingkungan bisa dari isi lemari?Kain yang melekat di tubuh kita, mulai dari baju yang kita pakai sehari-hari hingga aksesoris yang melengkapi penampilan, semuanya disebut pakaian. Beruntunglah manusia yang memiliki kemudahan akses berbagai jenis pakaian. Mudah menemukan pakaian yang sesuai selera dan kebutuhan.
Pakaian termasuk kebutuhan kedua setelah makan dan minum, sehingga tak kalah pentingnya. Merupakan kebutuhan umat manusia dari zaman dulu hingga sekarang. Namun, semakin ke sini fungsi pakaian berubah. Tidak hanya untuk menutupi badan, juga sebagai bisnis fashion (fesyen) di seluruh dunia. Dengan demikian, banyak pihak berlomba memproduksi massal. Akan tetapi tidak memperhatikan sisi keberlanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan.
Kenapa hidup ramah lingkungan mulai dari isi lemari? Seberapa berdampak pakaian untuk lingkungan?
Mengutip dari laman Zerowaste.id , bahwa pakaian adalah salah satu penyumbang polusi terbesar pada lingkungan. 10% emisi karbondioksida global dihasilkan oleh industri fesyen. Data lainnya (textile exchange) memaparkan bahwa produksi tekstil di dunia, 60% nya didominasi oleh bahan sintesis (polyester, nilon, spandex, dll).
Jenis kain sintesis tersebut mengandung mikroplastik yang memberi dampak negatif ke lingkungan, makhluk hidup dan utamanya manusia. Pakaian yang mengandung serat plastik jika dicuci akan terbawa ke aliran air. Selokan, sungai, danau, dan berakhir di laut. Manusia mengonsumsi hewan laut, dan garam yang mengandung mikroplastik. Lalu akhirnya mengendap di tubuh dan menimbulkan penyakit.
Itu baru kandungan baju, belum bahas akibat negatif fesyen cepat. Di mana membawa dampak buruk terhadap emisi karbon yang tinggi, pewarna sintetik mencemari air sungai, pekerja yang digaji rendah, dll.
BACA JUGA: 9 Ide Jualan Online Ramah Lingkungan. Cuan Dapat, Bumi Selamat
Apa itu fesyen (fashion) ramah lingkungan?
Fesyen ramah lingkungan dikenal dengan beberapa istilah yaitu slow fashion, dan sustainable fashion. Fesyen ramah lingkungan hadir karena dampak negatif dari fast fashion. Seperti meninggalkan emisi karbon yang tinggi, menumpuknya limbah pakaian di pantai, kandungan bahan pakaian yang mencemari laut, dan pewarna tekstil yang berbahaya mencemari sungai.
Selain berdampak buruk pada lingkungan, industri fast fashion juga mengabaikan keselamatan dan kesejahteraan pekerja. Tragedi runtuhnya Rana Plaza pada tahun 2013, yang menewaskan lebih dari 1.100 pekerja, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menjadi bukti nyata dari kondisi kerja yang buruk di industri ini.
Tragedi Rana Plaza di Bangladesh |
Tragedi Rana Plaza telah menjadi pemicu bagi banyak orang untuk turut serta dalam gerakan Revolusi Fesyen. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya fesyen berkelanjutan semakin meningkat, dibuktikan dengan bermunculan merek-merek lokal seperti Sejauh Mata Memandang, Sukkacitta, Yukahaku, Shaba Indonesia, Setali, Pijak Bumi, kaIND, Sare Studio, dll.
BACA JUGA: Kenapa sih harus peduli isu persampahan?
Bagaimana cara menerapkan fesyen ramah lingkungan?
Hidup ramah lingkungan dengan menerapkan fesyen berkelanjutan merupakan langkah yang tepat. Banyak cara menuju fesyen berkelanjutan yang dapat kita lakukan. Meskipun tidak ada yang sempurna ramah lingkungan, setidaknya kita tetap mengupayakan. Berikut aku ringkas dalam hierarki membeli produk fesyen:
hierarki fesyen berkelanjutan |
1. Use what you have (gunakan yang telah kamu miliki)
Coba lihat lagi isi lemarimu. Pasti ada kan pakaian yang jarang banget dipakai? Pakai lagi baju dengan jilbab yang berbeda. Pakai lagi celana dengan baju yang berbeda. Gunakan metode mix and match. Jika ingin lebih kreatif lagi, kamu bisa membuat baju dengan gaya baru. Misalnya baju yang kekecilan dibuat lagi untuk anak.
2. Borrow (pinjam)
Aku beberapa kali meminjam baju untuk acara penting. Seperti pesta pernikahan, upacara bendera, dll. Jika hanya dipakai sekali lebih baik pinjam saja. Sekarang pun sudah tersedia jasa sewa baju loh. Sewa baju pengantin, baju adat, kebaya, dan masih banyak lainnya. Selain itu, coba tanya saudaramu, orang tua, kakek nenek. Mungkin baju mereka masih bagus dan layak pakai. Istilahnya lungsuran baju.
3. Swap (tukar)
Tukar baju bisa dilakukan dengan saudara ataupun teman. Dimana saling cocok dengan pakaian yang akan ditukar. Dalam artikel ini, aku akan bercerita pengalamanku ikutan TukarBaju. Baca artikel ini sampai selesai ya.
4. Thrift (hemat)
Beli baju bekas atau bahasa kerennya thrifting. Aku belum pernah coba. Khawatir dengan isu penyakit kulit jika membeli di pasar. Mungkin kalau belinya langsung ke pemilik gpp kali ya. Kamu pernah coba ga?
5. Make (membuat)
Jika kamu ingin membuat baju, alangkah baiknya memilih bahan ramah lingkungan. Misalnya linen, kain sutra, wol, katun, Tencel, dll. Sedangkan bahan yang tidak ramah lingkungan yaitu polyester, nilon, spandex, jersey. Memilih pewarna kain yang ramah lingkungan atau metode ecoprint untuk motif daun.
sumber: ig demibumi |
6. Buy (membeli)
Yakin nih beli baju? Tingkatan ke-6 ini, tahapan paling mentok kalau tingkatan sebelumnya terlewati ya. Saranku jika ingin membeli beli sebutuhnya dan secukupnya. Tidak perlu borong, meskipun sedang diskon. Pilih brand yang menerapkan konsep fesyen ramah lingkungan.
7. Kreasi, donasi dan diolah lagi
Ini di luar hierarki membeli baju ya. Dan aku bingung masuk ke tahapan mana. Diantaranya :
- Recycle baju. Misalnya membuat tas dari potongan jins denim
- Sebelum beli baru, perbaiki baju. Pakai sampai benar-benar rusak.
- Pakai lagi pakaiannya dengan desain baru. Misalnya ditambahkan renda/pita atau yang lainnya.
- Olah lagi pakaian yang tidak layak, misalnya buat lap, tote bag, keset, bros jilbab.
- Donasikan pakaian layak pakai.
- Pakai metode capsule wadrobe. Tak lupa mix n match bajumu.
BACA JUGA : Hierarki pengelolaan sampah
Pengalamanku ikutan acara TukarBaju
Alhamdulillah, aku bisa ikutan TukarBaju yang kedua kali. Tanggal 13 Nov 2024, hari Rabu di Senyawa+ Space, Cikini, Jakarta Pusat. Kerennya TukarBaju kali ini berlangsung selama 6 hari. Mulai dari tanggal 12 sampai 17 Nov, jam 10 pagi sampai jam 6 sore. Kalau ingin ikut lebih dari sekali, sangat diperbolehkan. Tentu dengan membawa baju dan membayar biaya registrasi Rp 25.000.
Aku membawa 5 baju. Rencananya 1 baju akan didonasikan, tapi yang tidak lolos kurasi 2 baju ☹ yang aku kira bakalan lolos, malah ga lolos. Alasannya karena noda dan manik-maniknya lepas. Kecewa sih. Tapi keren panitianya teliti. Aku yang kurang teliti. Hehe. Maka dari itu, pakaian yang ditukar bagus-bagus. Meskipun bekas, tapi sangat sangat layak pakai banget.
Bingung banget milihnya. Ada warna yang cocok, tapi model dan ukurannya ga cocok. Ada yang modelnya sesuai kriteria, tapi ukuran dan warnanya kurang sesuai. Ya gitu deh. aku milihnya hampir 30 menit kali ya. Untung sepi, jadi tidak dibatasi waktu. Hehe.
hasil dari tukar baju. sumber: doc pribadi |
BACA JUGA : Apa saja yang aku dapatkan di Pasar Gratis SalingSilang?
Apa itu
acara TukarBaju ?
TukarBaju merupakan kampanye sustainable fashion yang digagas oleh komunitas lingkungan, Zero Waste Indonesia. Kampanye ini telah ada dari tahun 2019, sebelum mewabah pandemi COVID-19.
Pada acara TukarBaju di bulan November tahun ini, didukung oleh Terratori. FYI, Terratori adalah media yang menampilkan gaya hidup hijau dan keberlanjutan kepada orang muda perkotaan. Media ini diinisiasi oleh aktris, Chelsea Island.
Acaranya ngapain aja?
Tukeran baju dengan sesama peserta. Baju yang dibawa peserta dikurasi dulu dengan 8 ketentuan. Baju yang dapat ditukar paling banyak 5 saja. Termasuk atasan, blazer, dress, rok, celana. Saat acara di bulan November ini, hanya menerima pakaian wanita. Tiidak menerima baju tidur, pakaian renang, alat solat, legging dan pakaian dalam.
sumber: instagram TukarBaju |
Selain tukar baju, ada workshop recycle plastik dan talkshow. Kamu juga bisa donasi baju di box nya Ecotouch. Nanti Ecotouch akan mendaur ulang menjadi produk yang bermanfaat.
box di TukarBaju. sumber: doc pribadi |
Fesyen ramah lingkungan dari sudut pandang agama Islam
Sesuai dengan tagline blogku “Cintai agamamu, dirimu dan lingkunganmu”, maka dari itu aku merasa pembahasan ini harus ada. Bagaimana agama Islam memandang fesyen ramah lingkungan? Apakah selaras atau justru bertentangan? Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan, termasuk berbuat baik kepada lingkungan. Berikut buktinya:
1. Yang kamu miliki akan diperhitungkan saat di hari pertimbangan.
Termasuk dimana kamu mendapatkan baju, buat apa bajumu, uang digunakan untuk membeli apa, waktu digunakan untuk apa. Haditsnya berbunyi :
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi)
2. Tidak boleh berlebih-lebihan.
Quran surat Al-Isra ayat 26-27, Artinya: “Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Hidup sederhana dan bijak dalam berbelanja adalah ajaran agama yang baik. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, telah memberikan contoh hidup sederhana. Kita harus menghindari sifat boros dan membeli barang hanya karena ada diskon. Sebaiknya, kita hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan kemampuan kita. Dengan begitu, kita tidak hanya menghemat uang, tetapi juga mengurangi dam pak negatif konsumsi berlebihan terhadap lingkungan.
3. Larangan berbuat zalim kepada sesama makhluk
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh memberikan mudarat tanpa disengaja atau pun disengaja.” (Hadits hasan, HR. Ibnu Majah)
Islam sangat melarang perbuatan yang merugikan orang lain atau diri sendiri. Kerugian ini bisa berupa fisik, materi, atau bahkan psikologis. Perbuatan yang disengaja, ataupun tidak disengaja. Islam mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
4. Jika menyayangi makluk di bumi, maka akan disayang Allah
Setiap perbuatan akan menghasilkan akibat bagi pelakunya. Jika perbuatan itu baik, pelakunya akan mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhirat. Sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangi kalian. Demikianlah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menyabdakan.
Para penyayang akan disayangi oleh ar-Rahmaan (Allah). Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangi kalian (H.R atTirmidzi dari Abdullah bin ‘Amr) .
5. Berbuat baik adalah sedekah.
BACA JUGA : Cara gaya hidup zero waste supaya bernilai ibadah
Sesungguhnya aksi lingkungan untuk masa depan diri sendiri dan keluarga
Alhamdulillah, senang sekali ikut acara tukar baju. Sayangnya aku ikut di hari weekdays, di mana tidak ada talkshow dan workshop. Akan tetapi, keuntungan datang di weekdays kesempatan memilih baju lebih lama. 😆
Kampanye Tukar baju sudah lama ada dari tahun 2019. Tapi aku baru tergerak ikutan di tahun 2024. Sebenarnya aku masih suka beli dan mamahku sering membuatkanku baju. Aku merasa bukan individu yang modis, kurang tertarik dengan mode pakaian. Rasanya kayak belum sadar atau belum pantas gitu ikutan tukar baju. Namun, semakin kesini, aku dapat hidayah untuk berperan aktif dalam fesyen ramah lingkungan. Kan seru punya baju baru, gaya baru, tanpa mengeluarkan uang. Hehe. Sekaligus mengurangi potensi polusi limbah tekstil.
Mau ikutan tukar baju? Aksi lingkungan apa yang sudah kamu lakukan di bidang fesyen? Aku tunggu ceritamu di kolom komentar ya.
Terima kasih telah membaca
Semoga bermanfaat ^^
Referensi tulisan
Website zerowaste Indonesia
Instagram tukarbaju
Instagram terratory
https://rumaysho.com/12200-waktu-muda-yang-sia-sia.html
https://rumaysho.com/21425-bulughul-maram-adab-setiap-kebaikan-itu-sedekah.html