Bulan oktober terasa sangat spesial. Di mana diperingati sebagai bulan kesehatan mental sedunia dan hari kesadaran kanker payudara sedunia.
Terkait dengan kanker payudara , Data Global Cancer Observatory menyebutkan bahwa
terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian juga meningkat menjadi 9,6
juta setiap tahun. Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang memiliki
persentase kematian yang cukup tinggi terutama pada wanita.
Data lainnya dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah
Onkologi Indonesia Tahun 2017, diperkirakan angka kejadian kanker payudara di Indonesia 8.625 kasus dan
ditemukan 82% diantaranya sudah berada pada tahap stadium lanjut.
Diperkirakan penyebabnya adalah karena kurangnya kesadaran
dan literasi terkait pemeriksaan dan gejala kanker payudara sejak awal. Maka dari itu, perlu adanya upaya dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala, dan pencegahan kanker payudara
Kabar baik bahwa kanker payudara dapat dicegah
Presentasi penyintas kanker payudara lebih banyak pada wanita. Pasien wanita usia
<50 tahun memiliki faktor resiko yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, kabar baiknya kanker payudara dapat dicegah. Sehingga
peluang sembuh sangat tinggi.
Dengan langkah SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dapat dilakukan dari rumah. Bahkan SADARI bisa dilakukan sambil rebahan. Asyik kan?
Cara melakukan SADARI
Aku pribadi telah melakukan langkah SADARI ini. Caranya
mudah, tidak ada rasa sakit. Keuntungannya juga bisa mengenal bentuk payudara
sendiri.
1.
Sebelum dimulai, berdoa dulu ya.
2.
Sebaiknya dilakukan bertelanjang dada, menghadap
cermin. Setelah sesi ini, bisa dilanjutkan dengan sambil rebahan di kasur yang
empuk.
3.
Gunakan minyak pijat atau hand body, dll. Asalkan
bukan minyak goreng ya. hehe.
4.
Gunakan 2 jari tanganmu untuk meraba yaitu jari
telunjuk dan jari tengah
5.
Angkat tanganmu pada sisi payudara yang sedang diraba.
6.
Putar melingkar perlahan-lahan. Dari yang paling
jauh sampai yang paling dekat dengan puting. Tak lupa juga di bagian dekat
ketiak.
7.
Setelah melingkar, juga diraba sedikit ditekan
dengan arah vertikal. Maju mundur depan belakang.
8. Lalu bergantian ke payudara sebelahnya. Setelah itu ganti posisi rebahan di kasur.
Waktu yang paling tepat melakukan SADARI adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi. SADARI dapat dilakukan setiap bulan.
Jika kamu menemui benjolan di payudara, jangan langsung
cemas dan panik. Coba periksa waktu saat melakukan SADARI. Apabila kamu
melakukannya di hari dekat menstruasi, barangkali itu merupakan perubahan hormon. Benjolan tersebut dapat hilang setelah menstruasi.
Siapa yang dapat melakukan Langkah SADARI?
Semua perempuan, tak terkecuali laki-laki. Karena kanker payudara juga bisa menyerang kaum
laki-laki.
Bagi perempuan, SADARI dapat dilakukan jika telah mengalami
siklus menstruasi. Tentu saja sudah tumbuh payudaranya.
Orang dengan resiko kanker payudara juga wajib melakukan
langkah SADARI.
Orang dengan resiko kanker payudara
Berdasarkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Payudara, menyatakan bahwa orang yang bersiko yaitu :
1. Jenis
kelamin wanita, usia > 50 tahun,
2. Riwayat
keluarga dan genetik
Beresiko
tinggi apabila dua atau lebih keluarga dekat menderita kanker payudara.
Beresiko sedang apabila satu keluarga dekat atau beberapa keluarga jauh
menderita kanker payudara.
3. Riwayat
penyakit payudara sebelumnya (dcis pada payudara yang sama, lcis, densitas tinggi
pada mammografi),
4. Riwayat
menstruasi dini (<12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun)
5. Riwayat
reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui),
6. Hormonal
Beresiko
tinggi apabila kadar esetrogen tinggi dalam sirkulasi pada wanita pasca menopause.
7. Obesitas
8. Konsumsi
alkohol,
9. Riwayat
penyakit
Dapat
dikatakan bersiko sedang, apabila terkena keganasan pada organ lain (ovarium,
tiroid, endometrium, kolon, melanoma).
Terapi dengan radiasi pengion dosis tinggi terutama sebelum usia 20 tahun.
10. Faktor lingkungan
Yaitu beresiko sedang apabila terpapar radiasi pengion
dosis tinggi terutama sebelum usia 20 tahun
Pengalaman tentang penyintas kanker payudara
Aku ingin berbagi cerita tentang pengalaman pasien kanker payudara . Ini berdasarkan kisah nyata,
tidak ada unsur fiksi. Nama disamarkan. Dijamin keaslian ceritanya. Insyaallah.
Cerita pertama, pengalaman
pengobatan kanker payudara . Lana (bukan nama sebenarnya) perempuan yang belum
menikah usia 25 tahun. Lana telah menjalani operasi payudara. Dia menyadari di
usia tersebut, bahwa di payudaranya terdapat benjolan kecil. Untungnya bukanlah
kanker. Melainkan berupa tumor jinak.
Itu hanya operasi kecil saja. Tidak sakit. Dan setelah operasi, Lana merasa sehat. Tidak ada tumor ataupun kanker payudara yang muncul kembali.
Cerita kedua,
pengalaman seorang caregiver yang
menemani pasien kanker payudara kronis. Caregiver
tersebut bernama Dayu (bukan nama sebenarnya), yang merawat ibunya. Perkiraan
usia ibu Dayu sekitar 50an.
Dayu tentu sangat menyayangi ibunya. Bahkan rela untuk tidak
1 rumah dengan suaminya. Kebetulan saat itu sang suami terpapar COVID-19 dari
teman kerjanya. Untungnya, Dayu belum memiliki anak. Sehingga bisa fokus
merawat dan menemani ibunya.
Saat mendengar vonis dokter bahwa ibunya terkena kanker payudara kronis, perasaannya sungguh
sedih. Tidak percaya. Sama halnya dengan perasaan ayah, kakak dan adiknya.
Namun, hidup ini tetap harus dijalani. Hidup tetap berjalan.
Bolak balik ke RS, konsul, fisioterapi, radioterapi kanker payudara , dll. Beberapa kali menemani
ibunya rawat inap. Jika menemani orang sakit, sang penjaga tentu harus sehat
ya. Alhamdulillah, saat itu Dayu dalam kondisi prima.
Dayu bercerita bahwa sering menangis diam-diam, mengeluh,
tak berdaya. Semuanya terasa tiba-tiba dan berat. Yang biasanya sang ibu
produktif dan ceria. Keadaan berbalik, semuanya berbeda. Ibu harus minum obat,
menjalani terapi, punya pantang makanan, dll.
Hikmah atau pelajaran
dari cerita
Dari kedua cerita di atas, harus kita pahami bahwa penyakit
merupakan ujian/cobaan dari Yang Maha Kuasa. Jika bersabar, maka diberi pahala.
Dapat menggugurkan dosa-dosa, menjadi pribadi yang lebih tangguh, dan di mata
Allah kedudukan naik beberapa derajat. Lebih istimewa.
Itu sisi positifnya. Mungkin masih banyak sisi positif
lainnya. Terus lah berprasangka baik kepadaNya.
Jika seorang wanita usia 40 sampai 50 tahunan baru menyadari
terkena kanker payudara . Maka, berhati-hatilah. Dapat
masuk ke golongan beresiko tinggi, bahkan mungkin saja kanker payudara yang
kronis. Maka dari itu, seawal mungkin, sesegera mungkin, menyadari ancaman
kanker payudara.
“Penting mengenal kanker saat ini, terlebih, gaya hidup
masyarakat yang sudah tidak benar. Itulah faktor utama penyebab kanker, di
samping adanya genetika,” kata Dr. Lulus Handayani, dokter spesialis radiologi
onkologi AHCC.
Mencegah lebih baik daripada mengobati , bukan?
Namun, jika memiliki gejala kanker payudara
Jika kamu sedang membaca artikel ini. Aku ucapkan selamat!
Kamu telah selangkah lebih maju untuk menyadari berharganya
dirimu. Mencintai diri dan peduli terhadap kesehatan badanmu.
Namun, jika kamu telah memiliki gejala kanker payudara.
Ataupun termasuk orang yang beresiko, maka aku sarankan. Agar jangan ragu
menghubungi dokter untuk berkonsultasi.
Bila menemukan tanda-tanda mencurigakan, sebaiknya lakukan
mamografi dan USG di bawah pengawasan
dokter ahli.
Kesehatan
merupakan investasi yang sangat penting. Sangat berharga. Bayangkan saja jika
kamu sakit, maka aktivitas pun terganggu, bahkan terhenti. Memiliki badan dan
jiwa yang sehat merupakan keinginan setiap orang kan?
Terimakasih telah membaca
Semoga bermanfaat ^^
Salam sehat.
Referensi :
https://www.ngopibareng.id/read/pentingnya-mengenal-kanker-lewat-deteksi-dini-2000026
http://scholar.unand.ac.id/75538/2/BAB%20I.pdf
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKPayudara.pdf