Masker Medis: Setelah Dipakai, Dibuang Kemana?

September 07, 2021

masker ilustrasi oleh unsplash

Masker….. oh masker. Benda yang paling dibutuhkan saat masa pandemi. Ke manapun dan di manapun, masker selalu ku bawa. Bahkan aku memakainya di rumah. Jika ada tamu datang berkunjung.

Aku lihat banyak orang yang menjual masker. Secara daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan). Penjual masker berjualan di pasar, pinggir jalan, mall, dll.  Dari usia muda sampai usia senja, tak lupa menggunakan masker.

Biasanya jika keluar rumah membawa dompet dan hp. Sekarang wajib menggunakan masker dan membawa masker tambahan. Tak ketinggalan teman-temannya si masker yaitu hand sanitizer, disinfektan.

Itu kalau aku sih. Mungkin punyamu lebih banyak lagi. Hhehe.

Kata Pak & Bu Polri, “Pakai masker harga mati. Tidak pakai masker bisa mati”.  Berlebihan nggak sih? Kalau diartikan secara harfiah, iya berlebihan. Namun, jika dipikir-pikir bener juga sih.

Tampaknya, masker telah menjadi kebutuhan terpenting akhir-akhir ini. Membawa rezeki untuk penjual. Masker juga bermanfaat untuk manusia dalam mencegah virus dan penyakit masuk ke tubuh. Namun, di lain sisi. Apakah masker bisa berbahaya untuk alam? Untuk lingkungan?

Aku kesal sekali dengan manusia yang buang sampah sembarangan. Apalagi membuang masker. Aduh… astaghfirullah, innalillahi. Ckckc. Buang masker sembarangan = ikut menyebarkan virus.

Bukankah ini sebuah kesalahan? Sebuah ironi?

Semoga Allah memberikan hidayah. Supaya bisa mengelola masker medis bekas. Aamiin.

Dan sejatinya buang masker langsung ke tempat sampah bukan sikap yang bijak. Kurang tepat. Langsung dibuang tanpa dicuci atau tanpa disinfektan.

Lantas, bagaimana langkah yang benar?

===============


Masker medis yang berwarna ….
Limbah masker termasuk limbah medis yang berbahaya

Sebelumnya yuk kenalan dengan masker medis. Yang warna biru, hitam, abu-abu, putih itu loh. Sangat mudah kita jumpai keberadaannya. Masker medis terbuat dari plastik jenis polypropylene (PP) pada bagian luar masker. PP sendiri adalah sebuah polimer tahan panas yang dapat didaur ulang. Banyak digunakan untuk peralatan medis/laboratorium dan peralatan makan/minum. Memiliki simbol segitiga angka 5.

ig polimeritas

Masker medis sekali pakai, yang aku maksud dalam tulisan ini, tidak bisa terurai alami oleh lingkungan. Masker medis bekas termasuk dalam kategori limbah medis. Butuh perhatian khusus dalam pemakaian dan mengelolanya.

BACA JUGA : Cerita Pelepasan Virtual di Masa Pandemi

BACA JUGA : Berenang Saat Masa Pandemi? Berani Nggak? 


Mungkin beberapa dari kamu pernah mencari atau melihat konten tentang masker. Bagaimana cara menggunakan masker, butuh berapa lapis, cara mencuci, harga masker, jenis masker, dsb.

Masker pun menjadi perhatian banyak orang. Benar kan? Dicari, diperjual belikan, digunakan oleh semua orang di seluruh dunia.

Karena banyak manusia yang menggunakannya. Melihat limbah masker medis sudah biasa. Masker medis bekas dapat ditemukan di berbagai tempat. Laut, pantai, sungai, saluran air, TPA (tempat pemprosesan akhir), lapangan, pasar, dll. Banyaaak sekali.

 

Masker berguna untuk manusia. Akan tetapi,

Tak dipungkiri keberadaan masker sangat berguna untuk manusia. Namun, limbah medis yang tidak dikelola dapat menyakiti hewan. Membawa dampak negatif untuk lingkungan. Yang pada ujungnya juga akan berakibat negatif untuk manusia. Layaknya plastik yang bisa kita jumpai dimana-mana. Sama halnya dengan limbah masker medis.

masker mencemari laut. gambar oleh kompas


Perkara ikan makan plastik saja sudah membuat ketar-ketir. Tolong banget, jangan sampai ikan makan masker. Karena di dalamnya terdapat virus. Coba bayangkan jika ikan tersebut dimakan manusia. Ya Rab, jangan sampai ya. Hiks. *ngeri.  

 

Mari kita kelola limbah masker medis!

Lalu harus bagaimana memperlakukan limbah masker medis?

Hem…. Pertanyaan yang bagus. Sampai sini berarti kamu peduli. Jika kamu sedang membaca tulisan ini, aku sangat mengapresiasi. Keren!

Ayo lanjutkan bacanya sampai akhir yaa….


Awali dengan alasan yang kuat 

Agar aksi pedulimu semakin mengakar. Semakin kuat, tidak gampang layu. Maka perlu strong why. Kita perlu mengetahui dampak negatif jika limbah masker tidak dikelola dengan baik.

  • Masker yang dibuang sembarangan ataupun langsung ke tempat sampah, akan menimbulkan masalah. Limbah masker dapat menjadi media penyebaran virus. Jika langsung dibuang ke tempat sampah dapat menginfeksi petugas kebersihan. Jika maskernya belum dicuci atau tidak diberi disinfektan.
  • Akan mengotori lingkungan. Merusak pemandangan karena banyak sampah.
  • Menyakiti hewan darat maupun hewan laut.
  • Bisa jadi digunakan kembali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika masker tidak dirusak dan tidak dikelola dengan baik.

BACA JUGA : Ngompos Dengan Compost Bag, Pot & Tong Komposter

BACA JUGA : Mencegah Lebih Baik Daripada Memilah 


Masker medis dibuang ke mana?

Ternyata membuang masker medis ke tempat sampah dan dicampur jenis sampah lainnya, bukanlah sikap yang tepat. Lantas, bagaimana cara yang tepat? Berikut caranya:

  1. Kumpulkan masker medis bekas. Tentunya sudah dicuci atau disinfektan terlebih dahulu. Dapat disalurkan ke dumask, parongpong, upakara persada. 

  2. Buang ke tempat sampah khusus limbah B3. Biasanya dapat ditemukan di stasiun MRT. Seharusnya, jika masyarakat sudah sadar memilah sampah. Pihak pengelola juga harus mengeksekusi secara bertanggung jawab. 
    tempat sampah B3 di stasiun MRT gambar oleh kompas

  3. Dijadikan eco brick. Hal ini dilakukan jika tidak mendapat akses ke layanan pembuangan di fasilitas kesehatan. Apa itu eco brick dan manfaatnya? Cek di membuat ecobrick 
  4. Beralih ke masker kain. Portal berita tirto dan republika menyatakan bahwa masker kain tidak bisa memberikan perlindungan penuh terhadap virus Corona. Lebih efektif menggunakan masker medis. Terutama karena mutasi virus. Oleh karena itu, aku tidak menyarankan penggunaan 1 lapis masker kain. Dapat dipakai bersamaan dengan masker medis, sangat memungkinkan.


Usahaku untuk mengolah limbah medis dan B3


Benda-benda disekitar kita yang termasuk limbah B3 yaitu elektronik bekas, catridge (printer), baterai, lampu, cat kuku, disinfektan, pewarna rambut, racun tikus, pembasmi tikus, insektisida, pembersih rumah tangga.

Sedangkan limbah medis yaitu obat kadaluwarsa, masker medis bekas, kassa bekas.

Dan, Alhamdulillah. Beberapa aksi yang telah ku lakukan dalam mengelola limbah medis dan B3. Yaitu menyalurkan sampah elektronik. Mengganti produk pembersih rumah tangga dengan bahan ramah lingkungan. seperti eco enzyme, citrid acid, baking soda.

BACA JUGA : Dari Trash Audit, Aku Belajar Bahwa 

 

Penutup

Banyak ya limbah-limbah yang berbahaya untuk kesehatan dan lingkungan. Perlu diolah secara bertanggung jawab dan berkesadaran.

Keterbatasan pemerintah, pengelola berkepentingan dan masyarakat menjadi hambatan. Maka dari itu, kita lakukan saja pelan-pelan. Jika repot mengelolanya, maka solusinya adalah mengurangi.

“Orientasinya adalah keselamatan diri & lingkungan” – Nanda Savira Ersa

 

Terimakasih telah membaca

Semoga bermanfaat ^^ 


*tulisan ini diikutsertakan dalam games belajar zero waste 2021


Referensi :

You Might Also Like

0 komentar

Follow on instagram @mirnaaf_

About me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Memiliki hobi menulis, membaca, berenang, jalan-jalan. Sedang belajar gaya hidup zero waste & minimalis. "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lain" (HR. Ahmad)