Mencegah Lebih Baik Daripada

Agustus 05, 2021

tas belanja foto oleh unsplash/the creative exchange

Mungkin kamu sering mendengar pepatah “mencegah lebih baik daripada mengobati”.  Jika dimaknai secara luas, maka lebih baik melakukan sesuatu hal yang sebelumnya dapat menghilangkan hal tersebut. Eh gimana sih maksudnya?

Jadi gini.

Mencegah lebih baik daripada mengobati makna mendalam/tafsirnya apa sih? Makna sesungguhnya apa sih?

Mungkin artinya bersiap-siap pada suatu hal yang tidak diinginkan. Menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan/tidak baik dengan cara melakukan suatu hal yang lebih mudah.

Seperti contohnya membawa payung sebelum hujan.  Menjalani gaya hidup sehat sebelum sakit. Menabung agar di masa depan memiliki uang tambahan/ dana darurat. Menurutku sih gitu ya. Bisa bermakna macam-macam.

Nah, pada tulisan kali ini. Mencegah lebih baik daripada memilah.


BACA JUGA : Inilah komitmenku Hidup Minim Sampah 

BACA JUGA : Dari Trash Audit, Aku Belajar Bahwa 


 
Why? Kok bisa begitu?  

Because….. memilah sisa konsumsi itu capek. Mengorbankan waktu, energi, dan uang. Contoh lebih memilih membawa tas belanja sendiri, daripada kantong plastik. Tas belanja yang dapat digunakan berulang kali ini, dapat mencegah timbulnya sisa konsumsi (baca: sampah). Sehingga tidak repot untuk memilah, mendaur ulang, atau mengirimnya ke waste management.

Padahal sih aslinya mencegah juga repot. Hehe. Pakai tumblr sendiri, harus mau repot nyuci dan bawa-bawa nya itu loh. Menuhin tempat dan mungkin berat. Haha. Ya tapi gpp kok. Repot sebentar. Daripada repot selamanya.

Karena bumi kebanyakan plastik. Plastik memiliki sifat lama terurai. Bingung cara menghancurkannya. Bingung menghilangkannya. Padahal aslinya plastik tidak hilang. Dia hanya berubah bentuk menjadi bentuk yang paling kecil, yaitu mikroplastik.

IYA BENERAN. FAKTANYA, plastik tidak benar-benar hilang. Tetap ada, hanya saja berubah menjadi bentuk yang lebih kecil yaitu mikroplastik. (1) 

Faktanya lagi, mikroplastik telah ditemukan pada feses manusia,ikan-ikan di laut dan plasenta bayi. Astaghfirullah. Serem. Apa yang kita perbuat, akan kembali lagi ke pelakunya. Jadi, apa yang kita buang, kembali lagi ke kita, bahkan ada di meja makan. T.T

 

“Apa yang kita buang, akan kembali ke meja makan kita.” – Prigi Arisandi  

 

Cegah merupakan langkah paling awal, paling utama banget

Dalam hierarki pedoman pengelolaan sampah, 5R yaitu refuse, reduce, reuse, recycle,  rot.. Pedoman ini berdasarkan dari teorinya Bea Johnson.

Refuse : Menolak untuk menggunakan plastik sekali pakai ataupun yang tidak bisa dikomposkan. Menolak berarti mencegah sampah itu ada sebelum digunakan. Berupaya mencari alternatif barang/kemasan pengganti plastik sekali pakai tersebut. Misalnya saat belanja menolak kantong plastik sekali pakai, beli minuman menolak gelas & sedotan plastik sekali pakai. Maka dari itu bawa sendiri kantong belanja, tempat minum & sedotan ramah lingkungan ya.

Kalau kata Bu DK Wardhani “mencegah sejak dalam pikiran”

5R oleh Bea Johnson


Prakteknya lumayan susah juga nih.

Ternyata prakteknya di lapangan susah. Apalagi semua jenis barang plastik semua. Bzzz …..

Namun, kita bisa melakukan apa yang kita kontrol. Apa yang kita bisa aja. Tidak perlu sempurna. Contohnya menolak kantong plastik, belanja pakai tas belanja sendiri, minta tolong ke penjual agar dikemas minim plastik.

belanja online request packing dengan kardus foto: doc pribadi
beli compost bag di natash store. 

beli nanas pakai kantong belanja sendiri

belanja di tiptop wajib pakai kantong sendiri


Fokus dengan apa yang kita bisa lakukan. Kalau tantangan ku masih di anggota keluarga. Belum semuanya satu pemikiran. Terkadang  masih pakai plastik, jarang milah, dll.  Sabarin aja. Jalanin aja. Semoga kuat ya. Aamiin. *padahal dalam hati kayak rapuh gitu, sedikit pesimis. 

Kita tolak, cegah, daur ulang plastik sekali pakai. Namun, keadaannya pihak produsen terus menerus membuat produk baru. Ibaratnya, kita memindahkan air di ember agak tidak penuh. Tapi kerannya tidak ditutup. Ya begitu lah. Plastik ada… ada… dan terus bertambah.

Sedih yaa. Hiks. *tulisan macam apa ini isinya kok kesedihan. T.T

Meskipun demikian,  aku melihat dengan cara pandang berbeda. Bahwa apa yang kita lakukan tidak ada yang sia-sia.

“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan (sekali pun) menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud: 115)


BACA JUGA : Film Pulau Plastik, Bergerak Untuk Masa Depan #tolaksekalipakai

 

So,  sampai sini sudah dapat intinya kan?

Mencegah untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai. Tujuannya untuk menghindari pencemaran lingkungan dan kerusakan alam. Meskipun plastik tidak dapat hilang 100% dan tetap diproduksi oleh pabrik.


Terimakasih telah membaca.

Semoga bermanfaat ^^

 

*tulisan ini diikutsertakan dalam games ketiga BZW 2021


Referensi : https://asysyariah.com/tidak-ada-yang-sia-sia-di-sisi-allah/



Nih buat jajan

You Might Also Like

0 komentar

Follow on instagram @mirnaaf_

About me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Memiliki hobi menulis, membaca, berenang, jalan-jalan. Sedang belajar gaya hidup zero waste & minimalis. Ingin kerja sama atau kolaborasi? Hubungi lewat email: meirnafatkhawati@gmail.com