Film Pulau Plastik: Aksi Bergerak Untuk Masa Depan, #tolaksekalipakai

Juli 22, 2021

poster film. foto oleh instagram pulau plastik


Film Pulau Plastik merupakan film dokumenter yang tayang di bioskop Indonesia, bertema kampanye menolak plastik sekali pakai. Film ini disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution. Film ini diproduksi oleh beberapa lembaga yaitu Visinema Pictures, Kopernik, Watchdoc dan Akarumput.

Dalam film ini terdapat 3 tokoh utama yaitu Tiza Mafira; direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Robi Navicula; aktivis musisi band Navicula, Prigi Arisandi; ahli biologi dan pendiri Ecoton.

Sebelumnya, film ini menggarap serial yang terdiri dari 4 episode, dengan tema yang sama. Serial yang khusus tayang di Bali ini bisa kamu tonton secara mandiri. Silahkan hubungi pihak management film Pulau Plastik di link https://pulauplastik.org/pemutaran/selenggarakan-pemutaran

BACA JUGA : Komitmen Hidup Minim Sampah 


Film Pulau Plastik tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 22 April 2021

Film Pulau Plastik tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 22 April 2021, yang bertepatan dengan hari bumi. Tayang di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Bekasi, Jakarta, Bandung, Depok, Bogor, Tangerang, Bali, Yogyakarta, Palembang, Surabaya, dan Makassar.

Namun sayangnya, tayang terbatas di bioskop. Hanya sampai akhir bulan Mei 2021, film ini bertahan. Kemudian tayang secara terbatas (juga), di layanan streaming bioskoponline.com. Mulai dari tanggal 26 Juni sampai tanggal 11 Juli 2021.

 
Catatan perjalanan Robi menuju Jakarta

Adegan awal menceritakan sudut pandang Robi, sebagai pemain dan narator dalam film. Robi melakukan perjalanan dari Bali menuju Jakarta menggunakan truk. Isi dari truk tersebut adalah sampah-sampah yang didapat dari tempat yang disinggahi. Badan truk bertuliskan:

“Tiap menit ,sampah plastik sebanyak 1 truk (6 ton), terbuang ke laut kita” 

tulisan di badan truk. foto: instagram pulau plastik

Robi singgah di beberapa kota salah satunya kota Surabaya. Di kota tersebut bertemu dengan Prigi, yang juga aktivis dan ahli biologi. Robi dan Prigi berkunjung ke pabrik tahu di Sidoarjo. Mereka melihat betapa banyaknya sampah impor asal Amerika, dan malah disalahgunakan masyarakat sekitar. Bukankah tahu yang dibuat dengan bahan bakar plastik mengandung racun? Bagaimana dengan asap pembakaran plastik?

pabrik tahu. foto dari detikdotcom



Kemudian mereka meneliti kandungan ikan laut dan feses manusia (baca: punya Robi). Nah, disini yang buat jijik. Kotoran manusia ditaruh dalam wadah untuk diteliti. Haha. Hasil penelitian menyatakan bahwa ikan & kotoran tersebut mengandung mikroplastik.

“Apa yang kita buang, akan kembali ke meja makan kita.” – Prigi Arisandi  

 

Lalu, juga menceritakan aksi Tiza di Jakarta, yang pada saat itu sedang bersih-bersih pantai bersama komunitasnya. Mengumpulkan sampah di pantai, kemudian didata, sampah apa saja yang ditemukan.

Selang seling adegan antara Tiza dan Robi-Prigi. Pada film ini, mereka bertiga sama-sama melakukan aksi berubah untuk masa depan, kampanye lingkungan.  Singkat cerita, ketiga aktivis ini, bertemu di Jakarta. Pada acara pawai plastik tahun 2019. Saat itu virus corona belum masuk ke Indonesia. Banyak loh yang ikut. Ada artis, mantan menteri kelautan Bu Susi, dll.

BACA JUGA : Selamat Hari Bumi

Apakah kantong plastik ramah lingkungan menjadi solusi?

Di akhir film, Gede Robi kembali ke Bali. Dia dan kawannya menyelidiki tentang kantong plastik dari bahan ramah lingkungan (baca:singkong). Yang warnanya hijau itu. Kantong plastik tersebut disimpan dalam laut selama beberapa bulan. Hasilnya, plastik masih utuh. Meskipun tulisannya luntur. Bukti nyata bahwa kantong plastik ramah lingkungan bukan solusi! Solusinya gunakan benda yang dapat digunakan berulang kali. Tote bag, keranjang belanja, agar tidak menambah sampah.

plastik ramah lingkungan. foto: greatnesia

 


(Menurutku) pesan yang disampaikan dalam film ini

·         Tolak plastik sekali pakai. Seperti kemasan; botol,gelas, galon AMDK (air minum dalam kemasan); sedotan plastik, sterofoam, kantong plastik. Makanan, minuman, dll, kemasan sachet.

·         Mari bersama-sama adaptasi gaya hidup yang sustainable. Hidup minim sampah.

·         Aku setuju dengan hukum karmaphala, seperti kata Gede Robi. “apa yang kita perbuat, itulah hasil yang kita terima. baik maupun buruk”. Sama seperti di agama islam, tercantum dalam Quran surat Al-Zalzalah yang artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (lihat juga tafsirnya di rumaysho.com)

·         Terus lah menerapkan gaya hidup minim sampah atau zero waste. Ajak semua teman & kerabatmu. Jika bisa sampaikan juga aspirasimu ke pemerintah, dan produsen agar menghentikan produksi plastik.

·         Mari kita normalkan lagi kearifan lokal. Seperti belanja menggunakan tas anyaman bambu, beli makan pakai rantang. Bukan lihat bendanya. Namun, konsepnya yaitu menggunakan benda yang dapat digunakan berulang kali.

·         Aksi peduli lingkungan, menolak benda sekali pakai merupakan bentuk kepedulian masa depan. Untuk generasi anak cucu dan untuk diri sendiri. Kita perbaiki mulai sekarang, akan berdampak pada masa depan.

·         Aksi peduli lingkungan, juga berdampak pada diri sendiri. Contohnya,bisa jadi apa yang kita buang, yang kita gunakan, kembali ke perut kita. Kantong plastik yang tidak terurai, dimakan ikan, lalu ikan tersebut dimakan manusia.

·         Kita makan plastik karena asalnya dari plastik yang kita buang. Mikroplastik. Plastik yang dimakan ikan ataupun sampah yang dibakar lalu kita hirup.

·         Plastik itu ada di dalam tubuhmu. Hi……. Ngeri. Astaghfirullah.  (mungkin di tubuh ku juga ada. T.T)


“Aksi peduli lingkungan, menolak benda sekali pakai merupakan bentuk kepedulian masa depan. Untuk generasi anak cucu dan untuk diri sendiri. Kita perbaiki mulai sekarang, akan berdampak pada masa depan.”

 

Kesan ku setelah menonton ini

Masyaallah keren banget filmnya. Perasaanku campur aduk. Antara sedih, jijik, kecewa, merinding dan termotivasi. Namun, sayangnya film dokumenter ini tayang terbatas. Jadi tidak semua masyarakat bisa menontonnya. Alhamdulillah aku udah nonton streaming di bioskoponline.com

Harga tiket Rp30.000. Aku nonton lewat website, tanpa download aplikasi di hp. Jika sudah beli tiket, film hanya berlaku 48 jam. Setelah itu harus beli tiket lagi.

Buat kamu yang belum sempat menonton, silahkan bersedih. Hiks.

Akan tetapi, kampanye film ini terus berlanjut. Cek aja akun ig dan situs resminya. Tolak plastik sekali pakai masih digaungkan & mereka menjual merchandise. Juga turut serta meramaikan pawai plastik tahun 2021.  

 

BACA JUGA : Siklus Refill Layanan Isi Ulang Produk Rumah Tangga

BACA JUGA : Review Film Diam & Dengarkan

 

Jadi, apakah kamu mau ikut bergerak untuk masa depan? Yuk ikutan yuk.

Bagaimana caranya ? 

Caranya mulai dari sekarang, dari diri sendiri. Melakukan Aksi Peduli Lingkungan. Tolak plastik sekali pakai. Gunakanlah alternatif benda yang dapat digunakan berulang kali. Contohnya sedotan stainless, keranjang belanja, tempat minum, dll.

Siapa yang sudah nonton film pulau plastik? Bagaimana kesannya? Kasih tahu aku ya di kolom komentar

 

Terimakasih telah membaca

Semoga bermanfaat ^^

 

Referensi :

https://www.mongabay.co.id/2021/04/24/film-pulau-plastik-pembuktian-dampak-plastik-sesungguhnya/

https://pulauplastik.org/

https://www.instagram.com/pulauplastik/

https://kumparan.com/kumparanbisnis/pabrik-tahu-di-sidoarjo-pakai-sampah-plastik-dari-as-untuk-bahan-bakar-1sGoq5aKY3G.uc

https://rumaysho.com/2373-nasehat-lukman-pada-anaknya-5-setiap-perbuatan-akan-dibalas.html



You Might Also Like

0 komentar

Follow on instagram @mirnaaf_

About me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Memiliki hobi menulis, membaca, berenang, jalan-jalan. Sedang belajar gaya hidup zero waste & minimalis. Ingin kerja sama atau kolaborasi? Hubungi lewat email: meirnafatkhawati@gmail.com