Perihal Mukbang
Juni 07, 2020Orang yang memiliki sikap berlebih-lebihan itu adalah saudaranya setan. Untung kalau habis. Kalau tidak habis bagaimana? Tentu akan menjadi food waste. Menambah beban TPA, yang belum tentu akan diolah.
Apa itu mukbang?
Berkembang di Korea sejak tahun 2009. Secara bahasa, mukbang adalah gabungan dari dua istilah, yaitu ‘muok-da (makan) dan ‘bang-song’ (siaran). Jadi sederhananya, mukbang adalah acara makan yang disiarkan. Mukbang adalah tren orang-orang Korea yang menyiarkan acara makan mereka live dari Youtube, dimana dari siaran itu mereka bisa menghasilkan uang. Penyiar mukbang di Korea Selatan bisa banyak mendapatkan uang. Sebulan bisa menghasilkan US$10 ribu atau Rp130 juta. Wah..banyak ya? Sedangkan di Indonesia, mulai berjamur orang-orang berlomba menampilkan video mukbang. Bisa dapat makan gratis jika dapat kesempatan untuk mempromosikan usaha jualan.
Makan besar. Makan bar-bar di mana hanya satu orang saja yang
mengkonsumsi. Dijadikan ajang bisnis, disebarluaskan ke masyarakat.
Perilaku mukbang, menurut saya, sebagai bentuk berlebih-lebihan. Orang
yang memiliki sikap berlebih-lebihan itu adalah saudaranya setan.
Untung kalau habis. Kalau tidak habis bagaimana? Tentu akan menjadi food waste. Menambah beban TPA, yang belum tentu akan diolah.
Selain daripada itu, jika dilihat dari aturan makan di Indonesia.
Seorang perempuan makan dengan porsi besar seorang diri, akan terlihat
tidak sopan. Terlihat seperti orang yang tidak pernah makan, memiliki
sifat rakus, serakah, egois. Dengan lahapnya makan di depan kamera
sambil berbicara. Sikap yang sopan saat makan yaitu ketika makan tidak
berbicara, tidak berisik, makan seperlunya. Sama halnya jika dia seorang
laki-laki sebagai peserta mukbang. Walaupun lelaki memang porsi
makannya lebih banyak dari perempuan. Tapi, balik lagi ke orangnya.
Tidak terbatas pada gender. Namun, berdasarkan kesanggupan perutnya.
Kenyang & Kekenyangan Itu Beda
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan,
“Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.”
Namun……
Mukbang yang sangat terkenal ini banyak diminati penduduk dunia.
Orang berlomba-lomba membuat video makan porsi besar. Sembari makan,
sambil mengomentari rasa makanan. Ladang bisnis paling menguntungkan.
Dari bangsa negara maju sampai negara berkembang. Rasanya melihat video
mukbang selera makan meningkat. Bisa mengetahui rasa, harga, penampilan
makanan di restauran tertentu.
Katanya menonton video mukbang sebagai teman makan. Saya sungguh merasa heran dengan video mukbang tersebut. Seorang perempuan/laki-laki makan dengan porsi besar. Kira-kira untuk 10 orang porsinya. Wow banget. Subhanallah. Makan satu piring mie ayam saja sudah kekenyangan. Kira-kira lambung & ususnya sebesar apa ya? seluas apa ya? Heran dan takjub. Tapi seru melihat mereka makan. “Nyam…nyam. Mienya kenyal, kuahnya kental, rasanya manis. Enak banget”, begitulah kiranya kata mereka sambil makan.
Saya pun termasuk netizen yang suka menonton video mukbang.
Senang sekali jika ada resep masak juga ditampilkan. Tambah ngiler deh.
Setelah menonton video mukbang, saya sama sekali tak berniat makan porsi
banyak. Perut saya gampang kekenyangan. Penyiar/pelaku mukbang itu
nampaknya terlihat bahagia. Makan enak dibayarin. Seperti hidup untuk
makan. Pelaku yang sukses, mendapatkan banya iklan untuk mempromosikan
usaha orang. Namun, sebagai penyiar yang menampilkan wajah harus menjaga
penampilan. Tak segan mereka lebih banyak berolahraga. Makan minum
suplemen. Demi netizen agar tetap betah menontonnya.
Apakah mukbang berpotensi food waste?
Food waste atau bahasa Indonesianya sampah makanan. Food waste merupakan jenis sampah yang selalu ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Entah itu makanan basi, busuk, & alasan lainnya. Cara terakhir ya dibuang ke TPA. Alangkah lebih baik, jika bisa dicegah. Dalam kesehariannya manusia pasti menghasilkan sampah. Termasuk saat makan. Apalagi dalam porsi banyak. Jika mengolah sendiri makanannya mungkin kulit sayur, buah, bumbu dapur, bisa dikompos. Namun, bagaimana kalau beli di orang lain? Bisa jadi penjual langsung membuangnya ke TPA (jika penjual tak peduli isu lingkungan).
Menurut saya, mukbang akan berpotensi besar menambah food waste jika bersisa. Tidak adil rasanya jika mukbang saja yang disalahkan. Moment yang biasanya menciptakan food waste pun juga banyak. Biasanya saat moment hari raya keagamaan, acara yang melibatkan banyak orang (pesta), dan sebagainya.
Saya lansir dari website Brilio ,
bahwa di Indonesia sampah makanan mencapai 13 juta ton setiap tahunnya.
Sampah makanan ini kebanyakan dari ritel, katering, dan restoran. Berat
ini sama dengan 500 kali berat Monas di Jakarta lho! Bahkan data tahun
2014 menunjukkan sebanyak 1,3 milyar ton makanan terbuang setiap
tahunnya di dunia, dan Indonesia menyumbang 21 juta ton. Pada tahun
2016 menempatkan Indonesia sebagai nomor dua penghasil sampah makanan
terbanyak di dunia setelah Saudi Arabia.
Maka dari itu, wahai netizen yang baik hatinya. Yuk cegah food waste sedari awal. Banyak cara dapat dilakukan yaitu: makan secukupnya, menyimpan makanan/bahan makanan dengan benar (food prep),
diberikan ke orang lain/hewan dan mengkompos. Saya bukan orang sempurna
tanpa salah. Saya pun pernah membuang makanan. Tulisan ini sebagai
pengingat untuk diri saya sendiri. Ayok sama-sama mencegah & belajar
peduli lingkungan.
sumber: brilio |
Terlepas ….
Terlepas dari setuju & tidak setuju mukbang, foodvloger/penyiar mukbang tetap laris banjir cuan. Dengan mematuhi aturan #dirumahaja, menjadikan faktor mudah memesan makanan/minuman. Mengandalkan aplikasi pengirim makanan. Semua terasa lebih mudah. Sangat mudah. Pembayarannya apalagi. Tanpa uang tunai, tanpa repot pegang duit kertas/logam. Praktis, cepat, efisien. Setiap hari makan. Setiap hari promosi jualan orang. Ini bagus sekali. Bisa mendukung UKM di Indonesia. Cintai produk produk Indonesia.
Anda tipe statis atau dinamis? Apakah Anda tipe orang zaman dahulu
atau zaman sekarang? Adat diabaikan. Cuan yang diutamakan. Terjebak
aturan zaman ataukah mengikuti arus teknologi? Pilihan di genggaman
Anda. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Ada pro, ada kontra. Ada yang
setuju & tidak setuju. Sebuah perubahan, akankah menggerus tradisi
lama? Apakah dapat menciptakan budaya baru? Akankah Anda taat pada Allah
& Rasul terkait makanan berlebihan ini? Atau bahkan tertarik
menjadi pelaku mukbang?
Sekian opini saya. Mohon maaf bila tidak berkenan. Semoga bermanfaat.
Allahu ‘alam bishawab
Referensi :
https://travistory.com/trend-mukbang-berasal-dari-korea-yang-mendunia/
https://konsultasisyariah.com/33929-kekenyangan-makanan-itu-haram.html
https://muslim.or.id/22265-hadits-dhaif-makan-sebelum-lapar-berhenti-sebelum-kenyang.html
https://www.brilio.net/serius/5-fakta-sampah-makanan-di-indonesia-bisa-beri-makan-28-juta-orang-180524f.html
0 komentar