Cara menyimpan Daging Yang Ramah Lingkungan

Juli 18, 2022

ilustrasi hewan kurban/ doc pribadi

Alhamdulillah. Aku dan keluarga dapat daging kurban.

Alhamdulillahilladzi bi ni’mati tatimusshalihat.

Buat teman-teman yang belum dapat, semoga tahun depan dapat daging kurban ya. Aamiin.

Kami sudah mengolah daging sapi dan kambingnya nih. Hehe. Daging kambing dimasak jadi gulai. Sedangkan daging sapi dimasak sop dan rawon. Hehe. Masyaallah.

Bukan ingin ria ataupun pamer. Tapi, izinkan aku berbagi cara menyimpan daging kurban. Supaya awet beberapa bulan. Yuk mari....

SATU. Hal yang paling utama adalah

Harus punya daging yang mentah. Daging yang belum diolah. Hehehe. Bercanda ya. Haha. Lanjut ke nomor 2

BACA JUGA : Berhari Raya & Hikmah Kisah Nabi Ibrahim

BACA JUGA : Ibadah haji dibuka lagi. Alhamdulillah


DUA. Wajib memiliki kulkas dan atau freezer

Kalau misalnya tidak punya, bisa numpang sama tetangga atau orang terdekat ya. Hehe. Benda ini tidak bisa digantikan oleh benda lain. Karena kulkas memiliki keunggulan yaitu mengawetkan makanan dengan cara mendinginkan/membekukan.

TIGA. Daging dipotong menjadi ukuran lebih kecil. Untuk dipindahkan ke wadah/plastik khusus makanan. 

ilustrasi plastik kiloan/ sumber: heksagonal


EMPAT. Daging kurban disimpan di plastik khusus makanan. Plastik kiloan yang bening itu loh. Atau bisa juga di thinwall dan wadah makanan lainnya.

sumber: demibumi

sumber: plastik60

LIMA. Jika belum ingin dimasak. BAIKNYA jangan dicuci dagingnya. Jika ingin disimpan ke kulkas, daging dalam keadaan masih mentah. Masih ada darahnya.

ENAM.  Potongan daging kurban tersebut disimpan dalam chiller (kulkas bagian bawah). Setelah 3 jam baru pindahkan ke freezer. Kalau kata mamahku, tujuannya untuk daging beradaptasi terhadap perubahan suhu. Tips ini bisa dilewati, gak wajib.

TUJUH. Kalau kulkasmu tidak muat. Maka, saran terbaik adalah bagikan ke orang lain. Hehe.


Cara menyimpan daging yang ramah lingkungan

Hem.... jujurly aku masih pakai kantong plastik.

Iya, aku dan keluarga (kami) masih menggunakan kantong plastik dalam menyimpan daging kurban. Kantong plastik dan plastik kiloan khusus makanan.

Tapi, ada kok beberapa yang pakai thinwall. Seperti menyimpan ayam, udang, ikan, dll.

Sebenarnya ingin sekali menggunakan yang lebih ramah lingkungan. Besek, daun pisang, dll. Tapi... ya gitu deh. Banyak rintangan dan halangan.

ilustrasi menjemur kantong plastik/ doc pribadi

ilustrasi potongan daging yang mau dimasak



Namun, plastik tidak langsung dibuang. Demi menghindari kerumunan semut dan bau kambing serta sapi. Plastik pembungkus daging kurban, dicuci layaknya baju. Kemudian dijemur sampai kering. Tanpa dikeringkan mesin cuci. hehe.

After nya masih bau daging sih. Tapi better lah. Daripada tidak dicuci sama sekali. Kantong plastik yang sudah dicuci dapat digunakan kembali (reuse).

Biasanya aku gunakan untuk bungkus sepatu, bungkus sampah, dll. Terpikir olehku bisa menggunakan silicon ziplock untuk menyimpan daging di kulkas. Tapi, khawatir meninggalkan bau dan darah.

 

Yah... masih pakai plastik. Apakah aku salah?

Kalau kamu peduli lingkungan dan pakai plastik. Its okay. Berubah perlahan-lahan saja. Tak perlu sekaligus. Tak perlu sempurna.

Namun, tetap harus ada aksi nyata. Kesalahan tersebut, ditutupi dengan aksi kebaikan lainnya. Misalnya donasi lingkungan atau mengompos. Apapun aksi kebaikan itu. Lakukan saja dengan senang hati dan ikhlash.

Semoga berpahala. aamiin. ^^

BACA JUGA : Agar Zero Waste Bernilai Ibadah


Itulah tips dari ku. Apakah masih ada tips yang kurang? Tolong kasih tahu di kolom komentar ya.

Eh, kalau kamu udah masak daging belum? Udah dimasak apa aja?

Tolong bisikin aku di kolom komentar. Hihi...

 

Terimakasih telah membaca.

Semoga bermanfaat ^^

 

Referensi :

mamah tercinta


You Might Also Like

0 komentar

Follow on instagram @mirnaaf_

About me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Memiliki hobi menulis, membaca, berenang, jalan-jalan. Sedang belajar gaya hidup zero waste & minimalis. Ingin kerja sama atau kolaborasi? Hubungi lewat email: meirnafatkhawati@gmail.com