sumber: unsplash |
Semua akan COVID pada waktunya. Setuju gak?
Bukannya bermaksud untuk mendoakan agar kena COVID-19. BUKAN
ya! Kalimat itu bertujuan untukku. Dimana sudah berupaya untuk menjalankan gaya
hidup sehat. Eh, Qadarullah terkena COVID juga.
Pada tulisan kali ini, aku bercerita tentang pengalamanku
terkena COVID-19 varian omicron. Semoga bisa diambil hikmahnya ya.
Pada awal tahun 2022, sudah tersiar berita tentang COVID-19
gelombang ketiga. Corona bermutasi dengan nama varian Omicron. Kasus pertama kali di Indonesia adalah OB (Office Boy) yang
berkerja di Wisma Atlet. Kabarnya, Office boy tersebut tertular oleh WNI yang datang
dari Nigeria.
Di lain sisi, pada bidang pendidikan terutama anak sekolah jenjang SMA sampai TK di Jabodetabek, sudah menerapkan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) 50% bahkan sampai 100%. Karena aku juga berprofesi sebagai guru, di tempatku mengajar, telah menerapkan PTM 50%.
Anak-anak dan orang tua menyambutnya dengan riang gembira. Bisa
bernafas lega, bahwa KBM (Kegiatan Belajar Mengaja) berjalan seperti biasanya.
Namun, dengan ketentuan, siswa kelas 1,2 dan 3 masuk pagi. Sedangkan kelas 4,5
dan 6 masuk siang. Masuk sekolah setiap hari, Senin s.d Jumat.
Meskipun demikian, guru tetap saja masuk pagi. Jam kepulangan sore seperti siswa. Dari sini, mulailah menyambat, kelelahan dan tampak tertular penyakit. Semoga Allah memberikan pahala yang banyak untukku dan para pengajar lainnya. Aamiin.
BACA JUGA : Tak masalah menjadi intovert dan juga pendiam
Ilustrasi kelelahan karena bekerja/ sumber: pexels |
Apakah jika terkena batuk pilek bisa dinyatakan omicron?
Sebenarnya aku bingung untuk menjawab pertanyaan ini. hehe. Mau
cari info lewat internet khawatir salah ambil sumber.
Kalau aku meyakini (bisa salah atau benar), batuk pilek
tidak bisa langsung dinyatakan COVID-19 varian omicron. Tentu butuh tes antigen
atau PCR.
Ada yang bilang kalau sedang flu, jangan tes antigen atau
PCR dulu. Tunggu sembuh. Lantas, apakah pernyataan ini benar? Kata dokter
“Gejala flu tidak selalu akan memberikan hasil positif bila
diswab antigen / PCR. Selama tidak ditemukan protein / materi genetik spesifik
virus SARS CoV2 penyebab Covid, baik karena memang orang yang bersangkutan
tidak sedang sakit Covid, maupun karena faktor kesalahan teknik.”
Dan untuk pertama kalinya, aku pergi ke klinik. Lubang
hidung dan uang Rp 100.000 telah ku siapkan. Wahai kepadamu, tes antigen.
Hasilnya adalah……
Selamat dinyatakan positif.
Alhamdulillah ala
kulli hal.
surat keterangan tes antigen |
BACA JUGA : Berenang di masa pandemi. Berani gak?
Pertama kalinya hidung tercolok. Gak enak cuy.
Kebijakan atasan berkata bahwa semua guru dan karyawan wajib
tes PCR/Antigen.
Maka dari itu, aku memasrahkan diri pergi ke klinik
terdekat. Keadaanku saat itu, demam sudah reda. Tapi, batuk dan pilek masih
ada. Pilek yang aku alami, gak terlalu banyak ingus sih. Kadang hidung mampet
sebelah. Dan itu rasanya gak enak. Gak nyaman.
Sungguh…. Kamu harus percaya bahwa sehat itu mahal. Sakit juga
mahal.
Karena ingin tahu positif atau negatif harus tes dulu. Gak sembarangan
diagnosis. Setelah tes, konsul ke dokter. Lalu tembus obat ke apotek. Gimana? Kantong
aman gak? Hiks….hiks… *sedih bayarnya mahal.
Sejatinya sehat dan sakit itu mahal.
Menurutku sih gitu. Kalau ingin sehat butuh modal. Butuh pengeluaran,
duit…duit. Seperti makanan yang sehat, vitamin, keperluan olahraga. Lebih ke
gaya hidup sehat.
Sakit juga mahal loh. Buktinya, saat sakit beli obat. Biaya
perawatan rumah sakit, dan keperluan lainnya. Mahal yang terpaksa. Karena keadaan
mendesak dan ingin sehat.
Tapi…… sakit itu gak enak. Kebalikannya, sehat itu enak.
Kalau punya uang berlebih, jangan lah pelit ke diri sendiri.
Atur budget untuk mendukung kesehatanmu. Beli makanan sehat, vitamin, sepatu
olahraga, dll.
Atur waktumu, olahraga setiap hari minimal 10 menit. Agar
badan fit. Terserah olahraga apapun boleh. Supaya lebih hemat masak sendiri. Lawan
malas, lawan hawa nafsu jangan jadi work holic. Istirahat itu penting.
Say no to begadang. Begadang gak ada artinya kan?
Jadi, aku lebih memilih yang enak (sehat). Meskipun, mahal. Yang
dimana harus mengeluarkan uang sebagai ikhtiar menuju badan dan pikiran yang
sehat.
Terdapat pelajaran/hikmah dari Omicron
Meskipun, aku harus berpasrah mengalami omicron. Faktanya,
pasti Allah memberikan hikmah dari setiap cobaan/ujian untuk hambaNya. Aku pun
yakin bahwa Allah menguji hambaNya sesuai dengan kemampuannya.
1. Senang Alhamdulillah bisa WFO lagi. Kan lumayan hemat
ongkos. Hehe.
2. Lebih banyak waktu luang. Dan ini bisa jadi bumerang, kalau tidak digunakan untuk kegiatan positif.
3. Mendapat banyak doa dari walmur, teman, sahabat dan saudara. Bahkan mendapat hampers paket isoman. Masyaallah. tabarakallah. Terimakasih banyak bestie ^^
BACA JUGA : Setelah dipakai, masker dibuang kemana?
dari bestie 1 |
dari bestie 2, susu milonya tidak terfoto |
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)
5. Lebih banyak muhasabah diri. Banyak istighfar dan
langsung minta maaf ke ortu. Minta didoakan agar cepat sembuh.
6. Melatih diri untuk tetap bersyukur. Meskipun sedang
mengalami cobaan. Aku berpikir bahwa ada orang lain yang lebih parah sakitnya. Alhamdulillah,
aku masih punya ortu lengkap, rumah, makanan, baju. Banyak bersyukur agar Allah
memberikan lebih banyak nikmat (QS Ibrahim: 7)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
7. Bahwa serajin apapun, segetol apapun
usaha dalam menjaga kesehatan. Kalau Allah udah mentakdirkan sakit, ya akan
sakit. Jadi GAK ADA TUH KATA “usaha tidak akan mengkhianati hasil”, lah emang
usaha yang menentukan segalanya?
PENUTUP
Yaps, sepertinya berakhir di nomor 7. Semoga tulisan ini
bisa bermanfaat. Terdapat hikmah yang bisa dimaknai dan diresapi. Semoga kita
sehat selalu ya. Jangan lengah dan tetap waspada terhadap penularan virus
COVID-19. Kurangi mobilitas, tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan
sabun, dan menjaga jarak
BACA JUGA : Ku Kira Kau Rumah. Udah Nonton?
Jagalah lingkungan dan juga jaga kesehatan.
Terimakasih ^^
Referensi :
https://tafsirweb.com/4053-surat-ibrahim-ayat-7.html
https://muslim.or.id/547-rahasia-sakit.html
https://www.instagram.com/p/Cag3C-Jl_y9/