Bolang Si bolang, si bocah petualang….
Kuat kakinya seperti
kaki kijang.
Hap…hap….hap…hap….hap”
Itulah lagu pembuka program si bolang yang tayang di trans
7. Meskipun bukan lagi usia anak-anak, Tapi
suka menonton program tersebut. Si bolang dan laptop si unyil. Namun, karena
kesibukan lainnya jadi jarang banget nonton tv. Udah nggak ngikutin lagi.
Kamu suka nonton si bolang juga?
Seneng ya lihat anak-anak bisa tertawa lepas. Bergerak aktif
di alam bebas, eksplorasi alam sebanyak-banyaknya. Tanpa gadget dan tanpa khawatir
tertular virus corona.
Program ini is the
best lah. Menurutku. Program yang ramah anak, tanpa sensor, nggak banyak
drama. Tentang si unyil nih, katanya mau difilm kan. Tapi sampai sekarang belum
ada hilalnya. Pak Raden sudah meninggal. Pak Ogah sedang sakit. Jadi pesimis
akan ada filmnya.
========-------=========
Sebelum pandemi, sering ngebolang
Sebelum pandemi, aku sering ngebolang (menjadi bocah petualang alias suka jalan-jalan). Jalan-jalan keliling
Kota Jakarta naik busway, KRL dan MRT. Sama halnya ketika kuliah di Semarang.
Sering jalan-jalan menggunakan BRT. Meskipun capek berdiri, desak-desakkan.
Tapi seneng aja gitu. Namun, alangkah lebih senangnya kalau dapat tempat duduk
sepanjang perjalanan. Dan tidak macet. Nikmatnya dunia. Haha. *Lebay.
Daripada naik angkot. Enggak banget deh. Bau rokok, ngetemnya lama, sering diturunin
di tengah jalan. Padahal belum sampai tujuan & disuruh bayar. Kezel.
Asyiknya, Pemda Kota Jakarta menyediakan bis wisata, bis
tingkat. Bis ini mempunyai rute khusus. Rute tersebut yaitu Kalidojo, Bundaran HI-Sarinah HI-Balai Kota Meskipun jalan-jalan sendirian dari Bekasi ke Jakarta, rasanya tetap
menyenangkan kok. Tetap seru!
![]() |
bus wisata foto oleh traxonsky |
Lantas, kapan ya bisa naik busway lagi? Hem …..
Antara ngebolang orang kota dan orang desa
Aku sebagai warga perkotaan seneng banget bisa keliling kota
pakai bis tingkat. Jalan-jalan ke suatu tempat naik transportasi umum. Kuliner,
ngemall, kajian di masjid besar, pameran buku, kopi darat komunitas, dll.
Kangen ih…
BACA JUGA : Ada Nggak Orang Yang Alergi Nonton Drama Korea? Gitu Amat
Tapi, kalau ditawarin atau diajak ngebolang seperti program di trans 7 itu, aku mau banget. Menikmati alam tanpa polusi udara, kemacetan. Enak gitu rasanya bisa mancing ikan sendiri, masak sendiri, bermain dengan alam sekitar . Tanpa gadget, tanpa bising hiruk pikuk perkotaan. Bukannya bersentuhan dengan alam itu menyenangkan?
![]() |
alam yang menyenangkan foto unsplash/olivergraham |
Kok gitu? Kenapa bermain dengan alam itu menyenangkan?
Mendaki gunung, menginap di puncak, wisata petik buah,
outbond di alam, dll. . Itu lah liburan yang biasanya dicari orang perkotaan.
Menghirup udara di pegunungan. Melihat pemandangan hijau. Rasanya
sungguh menentramkan ya?
Kenapa bisa begitu ya?
Mari kita bahas hubungan antara alam dengan psikologi
manusia.
BACA JUGA : Kamu Bisa Bahagia. Bisa Banget!
Sesungguhnya manusia punya keterkaitan naluriah dengan alam.
Jika dilansir dari laman pijarpsikologi, manusia memiliki perasaan terikat
dengan alam karena fungsi psikologis dapat beradaptasi paling baik saat berada
di alam. Istilahnya nature relatedness.
Bukan pecinta alam ya. Hehe.
Keterikatan dengan alam ini dapat berpengaruh terhadap
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Berdasarkan riset menyebutkan bahwa
adanya keterikatan dengan alam dapat membantu seseorang dalam
meningkatkan kesehatan mentalnya. Diantaranya membantu mengurangi
tingkat stres, meningkatkan mood positif seperti perasaan bahagia
dan nyaman, mengurangi cemas, depresi, meningkatkan harga diri,
Hal ini juga berdampak baik dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi
cenderung lebih fokus, produktif, serta mampu merefleksikan masalah di
kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Juga memberikan dampak positif pada kesehatan fisik, membantu
memaksimalkan sistem imun manusia. Alam dapat mengurangi stress dan emosi
negatif seseorang. Dengan merasakan kesejukan alam, tekanan darah menjadi
stabil dan stress berkurang.
Tapi kan lagi PPKM, lagi musim corona. Nggak bisa ke puncak. Gimana dong?
Caraku mensiasati ini dengan cara bersedih, huhu. Tapi sebentar aja. Kemudian, cari alternatif kegiatan lainnya, yaitu :
- Blogwalking (loh?) Iya karena aku blogger, hehe. Blog walking itu asik loh. Bisa menambah informasi dan referensi baru.
- Melakukan hobi. Tentunya yang bisa dilakukan
dalam rumah. Misalnya memasak, menjahit, menggambar, menulis, membaca, dll.
memasak foto Pexels/cottonbro - Olahraga beneran (bukan sekedar ngepel, nyapu doang). Olahraga yang diniatkan biasanya outfit nya juga beda. Menurutku, sah-sah aja olahraga di luar rumah. Namun, hanya di lingkungan perumahan mu saja. jangan terlalu jauh.
- Bersentuhan dengan alam (yang ijo-ijo). Misalnya
berkebun, mengompos, dan berjalan di tanah atau langsung di rumput (barefoot).
barefoot foto oleh unsplash/nickpage - Berjemur (sambil minum kopi/teh/madu). Waktu
berjemur yang tepat di pagi hari ya. Bisa di jam 8 pagi sampai jam 10 pagi. Guna
mendapatkan vitamin D, asli dari Sang Maha Pencipta.
kucing berjemur foto doc pribadi - Peka terhadap alam sekitar. Maksudnya memberikan
perhatian lebih terhadap lingkungan. misalnya bangun pagi untuk menghirup udara
pagi, menatap langit biru, menikmati syahdu nya rintik hujan, aroma tanah bercampur
air hujan, langit senja dan terbitnya. Sambil merenungi, begitu hebatnya Allah Yang
Maha Menciptakan.
langit senja foto oleh unsplash/Dawid Zawila - Mindful atau berkesadaran dalam kegiatan. Bisa diawali dengan latihan pernafasan. Sadari udara masuk ke hidung, lalu perlahan hembuskan lewat mulut.
BACA JUGA : Ekspetasi Tidak Sesuai Realita. Dibawa Santai Aja Gimana?
Masyaallah. Alhamdulillah.
Beruntunglah kalian yang punya kebun/taman/tanaman di rumah.
Lumayan bisa sedikit mengurangi kejenuhan di rumah. Ya walaupun sedikit. Haha.
Kalau di rumah nggak ada gimana? Bisa jalan-jalan di sekitar perumahan. Tapi
jangan jauh-jauh ya.
Yuk dicoba yuk, 7 kegiatan di atas. Agar tetap waras selama
masa pandemi dan bisa mengurangi rasa kangen ngebolang. Hehe. Semoga kita selalu sehat mental dan psikis
ya. Aamiin.
BACA JUGA : Review Film Diam & Dengarkan
Terimakasih telah membaca.
Semoga bermanfaat ^^
Referensi :
https://pijarpsikologi.org/mengapa-alam-begitu-menenangkan/
