New Normal? Old Normal For Me

Juli 20, 2020




Pandemi COVID-19 yang terjadi di tahun 2020 ini, sungguh menakjubkan. Hal-hal baru, pemikiran baru, sudut pandang baru lahir dari pandemi ini. Misalnya cara baru bersosialisasi. Antara individu dengan individu lainnya tidak boleh bersalaman. Tidak bisa melihat mulut lawan bicara karena pakai masker. Tidak boleh berkumpul dengan banyak orang.

Kemudian cara bekerja, beribadah dan belajar pun juga berbeda. Jika di masa new normal beberapa tempat publik sudah dibuka; perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat ibadah. Beda halnya dengan lembaga pendidikan. Khususnya jenjang SMA/SMK sampai jenjang PAUD. Para orang tua harus bersabar karena penghasilan yang seret. Juga harus bersabar menjadi guru dadakan di rumah.


The new normal mengharuskan individu yang beraktivitas di luar rumah untuk mandiri menjaga kesehatan. Menganjurkan untuk membawa sendiri barang-barang pribadi. Guna menghindari kontak dengan individu lain dalam penyebaran virus Corona. Seperti alat makan sendiri, hand sanitizer, masker, botol minum, tisu, tote bag, helm pribadi, alat ibadah pribadi, dll.
Banyak sekali ya? Mungkin sepertinya lebih cocok pakai koper. Hehe.

Untuk beberapa orang tentu ini memberatkan. Apalagi untuk anak sekolah. Jika nanti sudah masuk sekolah tatap muka. Biasanya repot membawa buku-buku yang tebal. Belum ditambah dengan peralatan new normal. Ngeluh,ngeluh dan sambat. Tidak hanya anak sekolah saja. Para pekerja juga mengalaminya.
Namun, kalau tidak membawa peralatan new normal bisa lebih berpeluang terkena virus Corona.  Tapi, kalau mau bawa peralatan harus mau menambah bawaan. Padahal memiliki badan saja sudah berat ya. hehe.


ilustrasi: ig @zerowaste_indonesia

Para zero waste warrior


Namun, untuk para zero waste warrior ini bukan lah masalah. Zero waste warior adalah pejuang gaya hidup zero waste. Mereka sudah terbiasa membawa peralatan sendiri. Bawa tempat makan sendiri, botol minum, tote bag, dan sedotan. Karena memang sudah bertekad untuk mengurangi sampah sejak awal. Sejak dalam pikiran. Refuse its a key. New normal bagi sebagian orang. Namun, untuk para zero waste warior, it’s old normal. Tak masalah bagi mereka (termasuk saya).  Justru timbul rasa senang. Banyak masyarakat yang seperti kami mau membawa barang sendiri. Syukur-syukur kalau menggunakan barang berulang kali pakai & berkelanjutan. Seperti sedotan stainless/bambu, masker kain, peralatan makan dari stainless/bambu.  Semoga saja the new normal ini bisa mengurangi sampah ya. Aamiin.

Mengurangi sampah sejak awal. Sejak dalam pikiran. Refuse its a key.  

*Judul tulisan ini terinspirasi dari netizen yang berkomentar di akun instagram  zerowaste.id_official tentang new normal

You Might Also Like

4 komentar

  1. New normal juga bukan sesuatu yang terlalu baru bagiku karena keluarga kami dari dulu udah terbiasa belajar, bekerja, dan bermain di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada yang terbiasa & ada juga yang belum terbiasa . Yang penting jaga kesehatan ^^

      Hapus
  2. Bagi zerowaster emang bawa barang sendiri itu udah biasa ya Mbak. Udah biasa bawa beban berat juga hoho
    Salut sama mbak mirna nih konsisten bgt mraktekkin gaya hidup zerowaste-nya. Saya masih naik turun aja nih,.. emang konsisten itu tantangannya berat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba. Saya juga masih belajar konsisten mba. Pelan-pelan saja .Mengubah kebiasaan kan butuh proses juga.
      Semangat mba! ^^

      Hapus

Follow on instagram @mirnaaf_

About me

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Memiliki hobi menulis, membaca, berenang, jalan-jalan. Sedang belajar gaya hidup zero waste & minimalis. "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lain" (HR. Ahmad)